Jam tanganku menunjukkan 05.05 pm. Jam kerja tlah usai, saatnya aku pulang ke rumah. Aku melaju dengan Jupiter Z kesayanganku. Aku melaju segala kepenatanku, kejenuhanku, ke ‘kurang bersyukur’ nya aku. Aku berhenti karna traffic light meyala merah. Kuputar pandangan ke sekeliling dengan adat ‘cuek’ ku. Ku terhenti pada satu pandangan. Pandangan tepat didepan mataku yang hanya berjarak kurang lebih 1 meter didepanku. Ku melihat seorang pengamen pria memegang gitarnya dan bersusah payah berjalan dengan satu kaki dibantu tongkatnya. Pengamen pria itu tak lagi muda, tua pun tak begitu. Tapi garis-garis kelelahannya masih bisa kulihat.
Kulihat dia menyanyikan sebuah lagu diiringi gitar kecilnya. Memang tak begitu jelas kudengar suaranya. Tapi masih bias kudengar bunyi gitarnya dengan nada tak begitu beraturan. Jantungku berdetak kencang. Pandanganku beralih kebawah. Mataku terasa berat, seakan menahan sesuatu yang ada didalam. Bukan karna gitar yang dia bawa, bukan pula karna lagu yang dia nyanyikan.
Ya Alloh… Aku malu… Aku malu padaMu.. Aku malu padaMu Ya Rabb..
Begitu sombongnya aku.. Begitu sombongnya aku yang tak jarang kurang bersyukur atas nikmat yang Kau limpahkan padaku. Aku malu kepada pria bertongkat itu, dia tak sempurna secara fisik, tapi dia begitu sempurna mensyukuri apa yang Kau berikan padanya. Dengan satu kaki, dia tetap jalani skenario-Mu Ya Rabb. Dengan ketidaksempurnaannya, dia masih bisa tersenyum kepada orang-orang yang mengasihinya.
Alloh.. Betapa kecilnya aku dibanding pria itu. Segala kebanggaan diriku pudar dengan seketika. Kosong diriku saat itu. Pikiranku melayang. Kerdil aku seketika.
Dia yang slama ini Kau cukupi kebutuhannya, Kau turuti permintaannya, Kau kasihi jiwa dan raganya, masih sering mengeluh, tak jarang ‘ngresulo’, sering mengucapkan ‘ah..’ tanpa ketidakpuasannya. Dia itu aku.. Dia yg masih kurang bersyukur itu aku. Alloh, maukah kau memafkanku yang slama ini kurang bersyukur atas nikmat-Mu. Alloh, ampuni aku yang disetiap doa masih mendikte-Mu. Alloh, terima sujudku yang slama ini tak jarang tak ikhlas jalani scenario-Mu.
Hamba sadar, kesempurnaan hanya milki-Mu. Smua adalah kuasamu. Kau lah sutradara, kami hanya pemeran saja.
Ajarkan pada hamba bahwa hidup ini butuh perjuangan. Ajarkan pada hamba bahwa cinta-Mu tak hanya disini. Ajarkan pada hamba bahwa dibalik kesulitan ada kebaikan yang bisa dipetik. Ajarkan pada hamba semua cinta-Mu Ya Rabb..
Tumbuhkan lebih lebat pada hamba rasa kasih saying pada sesama mahluk-Mu. Tumbuhkan pada hamba keiikhlasan terhadap sesama ciptaan-Mu.
Bismillahirrohmanirrohim..
Sgala kujalani dengan ridho-Mu. Ku mohon ridhoilah aku dalam menjalankan segala perintah-Mu. Jagalah hamba agar slalu dapat menjauhi larangan-Mu. Amin..
0 komentar:
Posting Komentar