Cerita ini saya dapat dari seorang teman satu kuliah.. teman yang usianya diatas saya dan sudah banyak makan asam garam kehidupan. Beliau pun sudah berkeluarga.
Obrolan kami begitu panjang karna kami duduk lama di kereta yang membawa saya ke Pekalongan, dan membawanya ke Brebes, kampung halamannya. Obrolan berawal dari obrolan ringan, tentang kuliah, tentang sehari-hari, tentang pengalaman mengajar.
Kemudian tiba saat dia bercerita masa lalunya. Saat masih bujang, dia menjalin hubungan pra nikah dengan seorang gadis yang juga satu kota dengannya. Tapi sayang, orang tua si gadis kurang merestui hubungan mereka. Niat kedua sejoli itu sebenarnya sudah serius dan ingin ke jenjang pernikahan. Tapi apa mau dikata, restu orang tua tak mereka dapatkan. Ibarat Jaksa Agung telah memutuskan, semua keputusan telah keluar dari orang tuanya. Alasan orang tua si gadis tak merestui hubungan mereka adalah karena pekerjaan sang pria hanya seorang satpam dan pendidikannya hanya SMA sedangkan sang gadis sudah S1. Sungguh alasan yang mengecewakan menurut saya pribadi. Saya pikir alasannya apa. Kenapa masih ada orang tua seperti itu, pikir saya dalam hati.
Lalu teman sy itu lanjut bercerita...
Dia akhirnya memutuskan tuk putus dengan gadis itu. Dan selang beberapa bulan dia dikenalkan dengan seorang gadis dan kemudian menikah. Hingga kini dia bersama wanita itu dan mempunyai dua anak. Dan setelah beberapa tahun menikah dengan istrinya yang sekarang, dia ditelpon oleh orang tua sang mantan (orang tua si gadis). Orang tua sang gadis meminta teman saya itu menengok anak gadisnya yang sekarang sedang berbaring sakit. Sesampai ditempat sang gadis, sang gadis meminta maaf kepada teman saya itu. Suasana menjadi haru. Orang tua sang gadis pun meminta maaf atas perlakuan yang tak baik kepada teman saya itu dimasa lalu. Teman saya pun mengikhlaskan semuanya, dia sudah memaafkan semuanya. Tapi teman saya kaget karna sang gadis belm menikah saat itu, padahal teman saya itu sudah mempunya istri dan anak. Lalu sang gadis bercerita, setelah putus dengan teman saya itu, dia menjalin hubungan beberapa kali tapi semuanya kandas ditengah jalan.
Orang tua sang gadis berkali-kali minta maaf kepada teman saya itu. Dan kedua orang tua sang gadis kaget ketika tau kalo teman saya itu saat ini sudah menjadi seorang guru SMP. Dia pun telah menempuh kuliah S1 dan saat ini sedang menempuh kuliah pasca sarjana bersama saya. Subhanalloh... Hanya Alloh yang tau perjalanan hidup hamba-Nya seperti apa nantinya. Orang yang dulunya direndahkan, sekarang bisa jauh lebih tinggi dibanding orang yang merendahkannya dulu.
Lalu teman saya berkata kepada saya "Saya hanyalah laki-laki lemah tanpa istri saya sekarang mbak, istri saya yang membuat saya bisa seperti ini sekarang". Saya terharu mendengar ucapan teman saya itu. Dia melanjutkan "Saya paling takut istri saya meninggalkan saya dan anak-anak saya. Saya begitu takut kehilangan dia". Subhanalloh... Dia berkata dengan pelan, saya pun terharu mendengarnya. Orang yang begitu besar dimata orang-orang ternyata takut kehilangan istrinya, bukan karna istrinya galak atau semenang-menang kepada suaminya, tapi karna sang istri begitu berarti untuk suaminya.
Dia menambahkan lagi "Saya suka heran plus gemes kalo liat ada laki-laki sudah sukses lalu meninggalkan istrinya dan mencari istri muda".
"Saya pun heran bercampur gemes pak, kalo liat ada laki-laki seperti itu.. "
Saya menambahkan diujung obrolan kami... :)
Kamis, 08 Desember 2011
Rabu, 21 September 2011
Si Gadis Kecil Penjual Koran
Sudah satu minggu ini ada pemandangan yang berbeda ketika ku
lewati lampu merah Rumah Sakit Kariadi. Ada sesosok gadis kecil. Gadis kecil
berkulit sawo matang, rambut keriting, dengan wajah yang terlihat lelah di pagi
hari. Dia menjajakan koran ke orang-orang yang berhenti di lampu merah itu. Iya...
dialah si gadis kecil penjual koran. Dia menawarkan orang-orang yang saat itu
kendaraannya sedang berhenti karena lampu merah. Mobil, motor semua dia
hampiri.. untuk ditawari koran jualannya. Tapi ini kan masih jam tujuh, kenapa
dia sudah ada disini? Apakah dia tidak bersekolah? Bukankah ini bukan hari
minggu? Apakah sekolahnya libur? Ooh, mungkin dia sekolah di Sekolah Islam,
yang liburnya hari jumat... Hei, tapi
ini kan hari kamis.. kemarin hari rabu juga kulihat dia disini... Kenapa kau
tak sekolah adik? Ingin rasaku bertanya padanya.. Tapi alasanku selalu, aku
harus berangkat kerja karena aku sudah terlambat. Orang-orang sekelilingku pun
nampak cuek dengannya.
Ya Alloh.. Astagfirulloh..
Kerasnya hatiku ini... hatiku menangis.. Inginku menyisihkan waktu
sedikit untuk sekedar ngobrol dengannya.. lima menit, tiga menit, bahkan
mungkin dua menit saja untuk sekedar berbincang dengannya..
Seandainya masih ada waktuku untuk sekedar berbicara
dengannya, ingin kutanya dia.. “Kemana Ibu mu dik?” “Kemana Ayahmu?” “Kenapa
kau tak sekolah, bukankah ini hari sekolah?”
Atau... jika itu semua tak mungkin, ingin rasanya aku
membeli korannya.. atau mungkin memberi beberapa rupiah kepadanya. Tapi apakah
akan dia gunakan dengan baik jika kuberi beberapa rupiah kepadanya? Smoga ya
dik.. kamu bisa gunakan dengan baik jika besok aku berjumpa denganmu tak kuberi
kau beberapa rupiah..
Miris aku melihatmu dik, seusiamu yang seharusnya duduk
dibangku sekolah dan bermain dengan teman-teman harus bekerja mencari uang
seperti ini. Sama mirisnya ketika ku melihat orang tua yang sudah renta, yang
seharusnya dia duduk, bersantai dirumah menanti anak-anaknya bahkan cucunya
datang ke rumah menengoknya, masih harus bekerja untuk mendapatkan uang hanya
untuk sekedar membeli nasi..
Ya Alloh kemana Ayah Ibu anak ini??? Kemana anak-anak orang
tua renta yang sering ku lihat dijalan-jalan sedang bekerja kelelahan itu???
Kemana??? Kemana orang-orang yang seharusnya merawat mereka???
Ya Alloh Yang Maha Kuasa.. Pencipta alam semesta beserta
mahluk-Nya.. Berilah kami hamba-Mu kekuatan untuk menjalani kehidupan kami
masing-masing, cobaan kami masing-masing, ujian hidup kami masing-masing...
Jadikanlah kami hamba-Mu yang bertakwa.. Yang selalu bersyukur saat mendapat
nikmat-Mu, berusaha menjalani dengan ikhlas segala skenario-Mu, dan beserah
diri saat kami tak lagi mampu atas semua skenario-Mu ini. Doa ini kupanjatkan
untukku sendiri, Ayah Ibu ku, Kakak-kakakku, teman-teman baikku, orang-orang
yang kusayang, juga gadis kecil itu. Berilah dia takdir yang baik Ya Alloh..
Jadikan dia orang yang sabar dan tabah. Aamiin..
Ya Alloh berilah aku kesempatan dan umur yang panjang dan
barokah untuk merawat orang tua ku kelak saat mereka berusia lanjut, saat
mereka sudah tak bisa lagi berdiri sendiri,saat mereka tak mampu lagi pergi ke
suatu tempat sendiri, saat mereka tak mampu lagi mengambil suatu benda
sendiri.. jadikanlah aku anak yang solehah, patuh pada orang tuaku walaupun
nanti aku sudah bersuami dan mempunyai anak. Tak kan kusia-siakan mereka.. aku
sayang pada mereka..
Dan berilah aku kepercayaan tuk jadi istri dan istri yang
baik.. yang merawat suami dan anak-anakku kelak dengan baik. Kan kurawat
suamiku sampai dia tua renta, saat tubuhnya tak lagi kuat tuk bekerja lagi
untukku dan untuk anak-anak kami. Kan ku layani dia dengan kasih sayang,
seperti dia menyayangiku.. tak kan kubiarkan anak-anakku jadi anak-anak yang
nakal, yang tak mengenal pendidikan. Tak kan kubiarkan anak-anakku menjadi
anak-anak yang tidak beruntung, yang waktu bermainnya hilang seperti si gadis
penjual koran itu. Kan ku rawat mereka, anak-anakku.. kan ku sekolahkan mereka
setinggi-tingginya.. kan ku didik mereka dengan bekal agama yang baik sehingga
mereka jadi anak yang soleh dan solehah serta berbakti pada kami orang tuanya..
Aamiin.. Kabulkan segala doaku.. Berilah takdir yang baik
untukku, orang tuaku, kakak-kakakku, suamiku dan anak-anakku kelak...
Senin, 11 Juli 2011
Sosok Ayahku Yang Kudamba...
Diduakan itu sakit.. Dikhianati itu sakit...
Dan sakitnya hanya orang yang sangat kita sayangi yang bisa menyakiti kita..
Yah... Hanya orang-orang yang kita sayangi yang berpotensi menyakiti kita..
Mendengar seseorang yang kita sayangi membicarakan orang lain di masa lalunya ternyata tak jauh beda sakitnya..
Mungkin terdengar lebay, tapi apa mau dikata.. memang begitu rasanya..
Ku rasa membicarakan orang lain yang ada dimasa lalu kita tak perlu jika memang dirasa tak penting..
Hal itu akan menyakiti pasangan kita saja..
Dan memang perih ketika kita tau, memorinya masih membekas dihati pasangan kita..
Dulu aku berpikir.. kenapa ibu yang begitu lembutnya memilih Ayah sebagai pasangan hidupnya...
Ayah orang yang tegas.. mungkin terbilang keras.. Karna beliau dididik dikeluarga Kakek yang saat itu memiliki anak banyak dan memang dituntut untuk mandiri. Jadilah dididikan Kakek seorang Ayah yang keras..
Saat aku masih kecil bersama dua kakak laki-lakiku, ayah memperlakukanku bagaikan bidadari kecilnya. Tak segan-segan ayah marah pada kedua kakakku saat aku menangis karna kenakalan kedua kakakku yang sepele.
Yah... aku menilai Ayah sosok yang lembut untukku, tapi keras kepada kedua kakak laki-lakiku...
Lambat laun dengan seiring bertambahnya umur, ayah tak sekeras seperti dulu... Aku pun mengerti.. kami anak-anaknya sudah besar, tak perlu lagi Ayah marah-marah seperti saat kami kecil karna kenakalan kami...
Di suatu ketika Ayah sakit, sakit dalam kurun waktu yang lama. Ibu sedih.. Tapi Ibu merawat ayah penuh dengan kasih sayang. Aku melihat pancaran matanya yang begitu tulus.
Ibu berkata padaku "Nak.. kau tau kenapa Ibu begitu sayang pada Ayahmu? kenapa Ibu benar-benar merawatnya saat Ayahmu sakit seperti ini?"
Aku menjawab "Iya.. karna aku tau Ibu begitu sayang Ayah... begitu kan Ibu?"
Ibu menjawab "Iya Nak, aku tak hanya sayang pada Ayahmu Nak.. Tapi aku sangat menyayangi ayahmu... Kau tau kenapa aku begitu menyayangi Ayahmu Nak?"
Aku menjawab "Karna apa Bu?"
Itu pertanyaan yang muncul dari dulu.. saat aku masih kecil... kenapa Ibu begitu menyayangi ayah?
Ibu menjawab "Karna didalam hidup ayahmu, tak pernah Ayahmu menyebut nama wanita lain didepan Ibumu ini Nak.. Ayahmu begitu setia padaku.. Sangat setia.. Aku berterima kasih pada kakek dan nenekmu Nak bisa menjadikan Ayahmu sosok pria yang setia.. Ayahmu orang yang sangat setia, dia tak pernah mengecewakan atau menyakiti Ibu sedikitpun dengan menyebut nama wanita lain apalagi lebih dari itu.. Oleh karna itu, Ibu ingin setia selalu menjaga ayahmu disisa hidup Ibu dan Ayah ini.."
Airmataku menetes tak tertahankan... Ya Alloh... ternyata ini jawaban pertanyaanku slama ini.. kenapa Ibu sangat menyayangi Ayah...
Ibu berpesan "Carilah pria yang benar-benar menyayangimu... bukan hanya pria yang kamu sayangi Nak..."
Yah... aku tau.. Saat seorang pria menyayangi seorang wanita tak mungkin dia akan mengecewakan wanita itu. Aku hanya berharap, "Wahai kau seorang pria yang nantinya menjadi suamiku kelak.. Ku mohon... jangan sebut nama wanita lain didepanku semanis apapun kenanganmu bersamanya.. Aku bisa menjadi sosok batu yang sangat keras, aku bisa menjadi sosok kapas yang sangat lembut.. aku pun bisa menjadi sosok kayu tua yang sangat lapuk saat kau sebut nama wanita lain didepanku.."
Rabu, 29 Juni 2011
2 Pilihan
Disaat kau dihadapkan pada 2 pilihan dan kau tak yakin dapat berlaku adil pada keduanya, kumohon padamu.. Pilihlah salah satu diantara kedua pilihan itu dan aku sangat berharap pilihanmu itu adalah AKU. Tapi disaat kau dihadapkan dua pilihan dan kau harus memilih keduanya, kumohon padamu.. Raihlah keduanya dan berlakulah adil pada keduanya yg salah satunya adalah AKU. Dua pilihan itu adalah Ibumu dan Aku...
Aku hanya bisa berbagi hati dengan satu wanita saat bersamamu.. Wanita itu adalah Ibumu...
Bukan orang lain, bukan wanita lain.
Aku hanya wanita biasa, yang tak ingin disakiti apalagi diduakan.
Jika salah satu pintu surga adalah ikhlas saat hadirnya wanita lain di kehidupannya, aku memilih tuk memasuki pintu surga lewat jalan lain slain itu...
Senin, 07 Maret 2011
Pelangi setelah abu-abu
Tak begitu jelas yang nampak dari sudut pandangku..
Aku tau abu-abu itu kan berubah jadi indah..
Awan abu-abu itu kan berubah menjadi pelangi,
Aku tau itu..
Hujan kan menghapuskan awan abu-abu itu,
dan hujan pula yang kan menjadikan abu-abu menjadi warna pelangi..
Sungguh warna yang sangat indah dan sangat kunanti..
Tapi kapan abu-abu itu berubah menjadi pelangi?
Esok kah? lusa?
Seseorang mengatakan "mungkin tahun depan.."
Astagaaa.. tahun depan? selama itukah?
Lalu.. menuju ke tahun depan itu awan berwarna apa?
tentu abu-abu... begitu kah?
Kapan abu-abu itu berubah menjadi pelangi?
Ku harap warna abu-abu yang kudapat saat ini bisa berubah menjadi pelangi segera..
Krn ku khawatir abu-abu itu warna indah disekelilingnya..
Ku khawatir saat ku tlah duduk nyaman disebuah sudut lapang,
seseorang mengajakku tuk melihat langit dari sudut lain..
Jika datang seseorang yang berkata padaku,
"Pergilah bersamaku, kan kutunjukkan pelangi yg lebih indah dr pelangi yang kau nanti saat ini"
Jawaban apa yang kan kuberikan padanya?
Apa yang harus ku katakan pada awan abu-abu nantinya, yang akan siapkan hujan tuk membentuk pelangi?
Apa yang harus ku katakan pada hujan nantinya, yang akan siapkan dirinya tuk hapus awan abu-abu?
Apa yang harus ku katakan pada mentari nantinya, yang akan siapkan panasnya tuk membentuk pelangi?
Pelangi? kapan kau datang?
Bisakah kau percepat langkahmu?
Kalau kamu percaya bahwa setelah mendung kelabu itu,
sang langit kan berikan pelangi..
maka tunggulah karena pelangiku tak kan muncul di langit yang lain.
tapi jika ditengah penantian ada tangan yang membawamu ke tempat seindah surga,
maka semua terserah padamu untuk meraihnya..
Karena melihat senyummu, hatiku menjadi tenang..
Kalau kamu percaya bahwa setelah mendung kelabu itu,
sang langit kan berikan pelangi..
maka tunggulah karena pelangiku tak kan muncul di langit yang lain.
tapi jika ditengah penantian ada tangan yang membawamu ke tempat seindah surga,
maka semua terserah padamu untuk meraihnya..
Karena melihat senyummu, hatiku menjadi tenang..
Rabu, 16 Februari 2011
Ku tak mengenalmu
Tak lama ku mengenalmu, tak banyak yang ku tau dirimu. Aku mengenalmu hanya dari seorang sahabatku yang sangat kupercayai. Sahabat yang ku yakin dia memberikan segala yang terbaik untuk sahabatnya. Dia menceritakan segala kelebihan dan kekurangannmu. Kau asing bagiku. Jujur, aku tak mudah mempercayai orang asing, orang yang baru saja ku kenal. Tak mudah aku menjalin ikatan suci sesuai sunnahnya(Rasulloh SAW) dan perintah-Nya dengan orang tak tak banyak ku tau siapa dirinya. Tapi sahabatku slalu menyakinkanku, bahwa kau adalah orang yang baik. Entahlah, apakah penilaian sahabatku itu benar? slalu ada ketakutan dalam diri tuk mengenal dan menerima orang asing dalam kehidupanku.
Aku slalu berpikir, tak dewasakah aku dengan sikapku? Ya Alloh ku mohon, tunjukkan sgalanya untukku. KAU Maha Mengetahui sedangkan aku tidak, KAU Maha Melihat sedangkan aku tidak. Aku tak ingin salah memilih seorang pemimpin untukku dan anak-anakku kelak. Aku membutuhkan seorang pemimpin yang soleh, tegas sikapnya, kokoh pendiriannya, lembut hatinya, dan bisa menerima aku apa adanya. Aku tahu Ya Rabb, tak adil rasanya aku meminta sesuatu yang indah dari-Mu tanpa ku memperindah diri. Ya Alloh, saat ini aku sedang memperindah iman dan taqwaku, mempercantik hatiku, mempersiapkan qolbu yang mendamaikan suami dan anak-anakku kelak.
Siapa kau, aku tak begitu tahu. Bagaimana dirimu sebenarnya, aku pun tak tahu. Mungkin sebaliknya denganmu, kau tak begitu mengenalku, kau tak begitu tahu tentang aku. Ya Alloh, bolehkah aku berpesan untuknya?
Hai akhi yang slalu dijaga hatinya(Insya Alloh), aku tak tahu siapakah dirimu sebenarnya, jika bukan seorang yang soleh dirimu, mau kah kau mensolehkan jiwamu atas Ridho-Nya untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpinku dan anak-anak kita kelak? Jika kau seorang yang soleh, mau kah lebih mensolehkan jiwamu atas Ridho-Nya untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpinku dan anak-anak kita kelak? Mau kah kau mempersiapkan segala sesuatu tuk mendidik anak-anak kita dengan ilmu agama dan ketaqwaan yang tinggi kepada-Nya? Mau kah kau berbagi kasih sayang untukku dan anak-anak kita kelak? Mau kah kau slalu membimbingku dan anak-anak kita kelak tuk slalu bersujud kepada-Nya?
Hai akhi, mau kah kau perkaya dirimu dengan segala ilmu-Nya agar kau dapat mengajarkan ilmu-Nya kepada kami(aku dan anak-anak kita kelak)?
Aku pun demikian akhi, jika aku memang bukan seorang wanita yang solehah, aku akan giat mempercantik diriku dengan segala ajaran-ajaran-Nya, aku akan mensolehkan diriku. Jika aku seorang wanita yang solehah, aku akan menambah segala kesolehanku untuk bekal mendidik anak-anak kita dan menjadi pendamai hatimu hingga tutup usia. Aku akan slalu berusaha menimba ilmu-Nya agar aku lebih cantik dan menjadi bidadari surgamu kelak.
Tak mudah ku memberikan hatiku, tapi dalam diriku slalu berkeyakinan, ku akan memberikan hatiku kepada seorang pria yang soleh. Biarlah mungkin aku tak mengenalmu, tetapi kesolehanmu tanda kau mengenal-Nya dan DIA mengenalmu, itu sudah membuatku tenang tuk mengaungi bahtera rumah tangga bersamamu.
Jadi ku mohon padamu, perindahlah jiwa dan hatimu. Aku pun kan perindah dan percantik hatiku.
Jangan biarkan aku lama menunggumu. Cinta itu adalah keberanian atau pengorbanan. Jika kau mantap terhadapku, kumpulkan keberanianmu tuk mengkhitbahku. Tapi jika tak ada kemantapan hatimu bersamaku, maka lepaskan aku tuk mendapatkan seorang ikhwan yang lebih soleh darimu. Ku tunggu kau dirumah orang tuaku tuk segera mengkhitbahku...
Sabtu, 08 Januari 2011
Cinta bagaikan layang-layang
Saat ku duduk dibangku SMP ku memiliki sahabat yang sangat baik padaku. Dia baik sekali, dia nasehati aku saat ku salah dalam mengambil keputusan, dia hibur aku saat aku sedih, dan dia juga ada saat aku merasa bahagia. Dia sakit oleh beberapa pria, dia menyebutnya “kelana cinta”. Mungkin di seusiaku orang-orang menyebut “cinta monyet”. Semoga hanya cintanya saja yang monyet, bukan obyek yang didalamnya. Hehe. Walaupun sakit beberapa kali, tapi dia bukan sosok perempuan yang lemah. Dia masih bisa tersenyum, tertawa bahkan. Dia sangat ceria menurutku. Orang yang menurutku tak pernah sedih sedikutpun.
Dia berkata padaku "Cinta itu bagai layang-layang...". Aku tak tau apa maksudnya. Seketika aku menganggap remeh kata-katanya. Entah karna aku tak mengerti apa maksunya atau karna aku memang tak tertarik pada topik obrolannya. Dia melanjutkan lagi..
“Seperti bermain layang-layang, saat kamu memegang benang layang-layang, kamu harus bisa kendalikan layang-layang itu. Kondisikan sebaik mungkin, saat angin kencang atau tidak. Pegang kuat benangnya, agar kamu tak terkalahkan oleh kuatnya angin. Tapi tidak, jangan terlalu kuat memegangnya. Bisa-bisa benangmu putus, karna terlalu kencang kamu memegang benangnya bertanding dengan kuatnya angin. Selain itu tanganmu pun kan terluka, karena tergores dengan benang yang kamu pegang terlalu erat itu. Jika benangmu putus, layang-layangmu kan putus sayang... kamu kan kehilangan layang-layang kesayanganmu. Setelah layang-layang itu putus dan terbang, kamu layaknya anak kecil. Kamu kan menangis, tersedu-tersedu..”
Itu gambaran saat kamu menjalin komitmen dengan seseorang. Mungkin yang dia maksud adalah komitmen pra nikah (masa sebelum menikah). Jangan terlalu kuat kita mem- protec seseorang yang kita cintai. Mungkin memang niat kita melindungi dia, tak mau kehilangan dia karna saking sayang dan cintanya kita kepadanya. Hal yang wajar... tapi semakin seseorang dipegang erat, semakin kuat dirinya tuk lepas dari kita.
Lalu dia melanjutkan kata-katanya..
“Setelah kita kehilangan layang-layang kita, jangan berdiam diri. Ganti posisimu, yang tadinya kamu berlaku sebagai anak kecil yang kehilangan layang-layangnya, sudah saatnya kamu berganti peran menjadi LAYANG-LAYANG. Jangan jadi anak kecil yang menangis dan merengek hilangnya layang-layangnya. Terbanglah seperti layang-layang putus kemana saja yang kamu inginkan. Terbanglah tinggi mengikuti hembusan angin. Jangan sedih karna kamu sudah tak dimiliki anak kecil itu. Yakinlah tak lama lagi kamu kan ditemukan oleh anak kecil lainnya yang sedang menunggu layang-layang untuk dia ambil dan dia jaga. Layang-layang yang akan diperebutkan oleh banyak anak bahkan. Karna semua anak laki-laki menyukai layang-layang pada umumnya”
Setelah beranjak dewasa aku baru menyadari benar kata sahabatku itu. Mungkin kita bisa artikan dengan makna luas. Bahwa menjalani kehidupan itu kita harus fleksibel. Wajarlah terhadap smua hal. Jangan berlebih-lebihan. Jangan menyukai sesuatu benda berlebihan. Jangan mencintai seseoang secara berlebihan. Apalagi rasa yang kita gunakan adalah dari hati. Hati manusia dapat dibolak-balikkan oleh Alloh Swt kapanpun. Benci dan cinta itu tipis pemisahnya. Managemen kan rasa mu secara wajar. Karna hanya Alloh Swt yang tau smua jalan kita.. :)
Langganan:
Postingan (Atom)